Lika Liku Sony Dwi Kuncoro Menjadi Pemain Professional

Sony Dwi Kuncoro dan Istri Gading Safitri

Menjadi juara di ajang Singapore Open Super Series 2016 memang sesuatu yang sangat istimewa. Iya, istimewa kalau kamu penghuni pelatnas. Menjadi penghuni Cipayung tentu enak karena kamu punya banyak sparing partner alias teman latihan. Gak perlu bersusah payah mau latihan dengan siap, mau ikut turnamen tinggal di daftarin, masalah makan gak usah mikir karena sudah diatur. Yang susah adalah mereka yang bukan penghuni pelatnas. Semua mesti di urus sendiri mulai dari mau ikut turnamen apa, nginap dimana nanti, siapa yang jadi sparring partner dan mau makan apa.

Setidaknya itulah yang harus dilewati dan dihadapi oleh seorang Sony Dwi Kuncoro. Tak lagi menjadi pebulutangkis nasional pelatnas PBSI semuanya mesti dilakukan sendiri. Bahkan utnuk urusan latihan, pemain berperinkat 54 dunia ini harus kesusahan menemukan lawan yang pas dan seimbang untuk bisa mengasah kemampuannya. Tapi meskipun kesusahan dan tidak menemukan sparing partner yang pas, Sony berhasil membuktikan diri bisa melakukan banyak hal dan bahkan menjadi juara di ajang prestisius Singapore Open Super Series 2016.

“Sony tidak memiliki sparring partner di Surabaya, kadang kadang saya lah yang bermain dengannya,” kata sang Istri Gading Safitri.

“Ini sangat berat untuk mengembalikan kepercayaan dirinya, tapi dia memiliki kekuatan berlebih dan sangat disiplin,”

“Saya yang mem-program jadwal latihan Sony dan juga makannya.”

Lika-liku Sony menjadi atlet professional memang sungguhlah berat. Ayah dua anak ini bahkan sempat kaget dan shock dengan hidup baru yang ia jalani setelah Cipayung tidak memanggilnya kembali.

“Meninggalkan pelatnas sempat membuat saya shock karena ssaya terbiasa dengan hidup sebagai atlet nasional. Sangat berat untuk bisa kembali mendapatkan feel bermain di kompetisi. Saya harus melakukannya selangkah demi selangkah. Bekerja dengan keras. Dan saya sangat bersyukur punya istri yang mendukung saya terus menerus.”