Penantian Tunggal Putri Thailand Berumur Setengah Abad Berakhir

Ratchanok Intanon

Ratchanok Intanon kembali membuktikan diri menjadi salah satu pebulutangkis tunggal putri yang harus diperhitungkan di tahun 2016. Usai menjadi juara di ajang Yonex Sunrise India Open Super Series 2016, sore ini waktu Malaysia, pebulutangkis muda asal negeri gajah putih ini membuktikan diri sebagai yang terbaik usai mampu kembali merebut gelar back-to-backnya usai mengalahkan tunggal putri Chinese Taipei yakni Tai Tzu Ying.

Intanon memang tampil luar biasa di babak final Celcom Malaysia Open Super Series Premiere 2016 yang digelar hari ini. Penampilan yang stabil dari Ratchanok dengan presisi dan akurasi yang tinggi, power yang stabil dan mengontrol pertandingan membuat Tai Tzu Ying tak bisa mengembangkan permainananya.

Ratchanok Intanon yang di tahun 2016 ini berusaha mengembalikan kebugarannya terbukti berhasil. Usai cedera di ajang BWF World Badminton Championships 2015, perjuangannya membuahkan hasil. Di babak final hari ini, Intanon benar benar menguasai pertandingan. Seakan tidak lelah ia berlari kesana kemari.

Tai Tzu Ying sendiri yang pernah juara di turnamen ini pada tahun 2013 harus bekerja keras mengembalikan pukulan pukulan ajaib Intanon.  Meskipun sempat unggul 6-2 di awal game pertama namun setelah skor 12-12, Intanon lebih mengontrol pertandingan. Ia bahkan menambah enam angka beruntun saat unggul 15-14 untuk memenangkan pertandingan dengan skor 21-14.

Di game kedua, Intanon lebih percaya diri tampil. Tai TZu Ying sempat merepotkan di awal game namun Ratchanok sudah mengambil kendali permainan sejak poin 6-6 sebelum menutup pertandingan dengan skor 21-15.

Kemenangan Ratchanok Intanon ini sendiri membuat publik Thailand sangat bangga. Pasalnya, tunggal putri Thailand harus menunggu sampai 57 Tahun atau setengah abad lagi untuk bisa mencatatkan nama pemain mereka di ajang turnamen bulutangkis Malaysia Open. Sebelum Ratchanok, tunggal putri Thailand terakhir yang jadi juara adalah Pachara Pattabongs tahun 1959.