Lindaweni Fanetri |
Sayonara
Lindaweni Fanetri. Satu-satunya tunggal putri pelatnas yang tampil di ajang
turnamen bulutangkis Singapore Open Super Series 2016 ini akhirnya harus pamit
dan mengucapkan selamat tinggal kepada Singapore Indoor Stadium yang menjadi
venue pertandingan usai ia harus menelan kekalahan di babak 32 besar menghadapi
unggulan pertama yakni Carolina Marin dari Spanyol.
Penampilan Lindaweni
Fanetri sendiri diakui oleh sang pelatih yakni Sarwendah masih kurang greget.
Pebulutangkis berperingkat 23 dunia ini tidak tampil dalam performa terbaiknya.
Meskipun sudah mempelajari bagaimana cara bermain juara dunia tahun 2014 dan
2015 ini namun tetap saja banyak pukulan pemain nomer satu dunia ini yang gagal
di antisipasi oleh Linda sehingga akhirnya ia mati langkah dan tak bisa
mengembalikan shutllecock dengan baik.
Marin memang
tampil sangat baik dan agresif. Ia terus memberikan serangan dan menempatkan shuttlecock
yang sulit dijangkau pebulutangkis Indonesia ini.”
“Linda memang
kurang siap, padahal seharusnya dia sudah tahu kemana arah bola bola atas itu
akan diturunkan oleh Marin namun dia tidak bisa mengantisipasinya. Linda sempat juga bingung kenapa Marin
tidak mati mati tetapi linda harus pintar cari serangan. Harus ada inisiatif,”
Kata Sarwendah.
“Kecepatan Linda pun kurang, mungkin staminanya
berkurang, karena kalau stamina kurang otomoastis kecepatan juga berkurang,”
Linda kalah dengan skor akhir 21-12 dan
21-9 dalam waktu 38 menit. Kekalahan Linda di babak awal ini sendiri bukan
meerupakan kejutan lagi. Saat tampil di ajang New Zealand Grand Prix Gold 2016,
India Open Super Series 2016 dan juga Malaysia Open Super Series Premiere 2016
pun ia sudah selalu terjungkal di babak babak awal.
Sayonara Lindaweni Fanetri
Reviewed by Unknown
on
18.01.00
Rating:
Tidak ada komentar: